DOKUMENTASI ASUHAN PERSALINAN
1.
Pengertian
Dokumentasi Asuhan Persalinan
Dokumentasi
Asuhan persalinan merupakan bentuk catatan dari asuhan kebidanan yang
dilaksanakan pada ibu dalam masa intranatal, yakni pada kala I sampai dengan
kala IV. Pendokumentasian meliputi pengkajian, pembuatan diagnosis kebidanan,
pengidentifikasian masalah terhadap tindakan segera dan melakukan kolaborasi dengan dokter atau
tenaga kesehatan lain serta menyusun asuhan kebidanan dengan tepat dan rasional
berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah sebelumnya.
Pendokumentasian
adalah bagian penting dari proses membuat keputusan klinik karena memungkinkan
penolong persalinan untuk terus menerus memperhatikan asuhan yang diberikan
selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Partograf adalah bagian
terpenting dari proses pendokumentasian selama persalinan. Pendokumentasian dilakukan
karena:
a. Sebagai alat
bantu untuk membuat keputusan klinik dan mengevaluasi kesesuaian dan
keefektifan asuhan atau perawatan, mengidentifikasi kesenjangan pada asuhan
yang diberikan dan untuk membuat perubahan dan peningkatan pada rencana asuhan
atau perawatan
b. Sebagai tolak
ukur keberhasilan dalam proses membuat keputusan klinik
c. Sebagai catatan
permanen tentang asuhan, perawatan dan obat yang diberikan
d. Dapat
dibagikan di antara para penolong persalinan sehingga lebih dari satu
penolong persalinan akan memberikan perhatian dan asuhan pada ibu atau bayi
baru lahir
e. Dapat mempermudah kelangsungan
asuhan dari satu kunjungan ke kunjungan berikutnya, dari satu penolong
persalinan ke penolong persalinan lainnya, atau dari seorang penolong
persalinan ke fasilitas kesehatan lainnya.
f. Dapat
digunakan untuk penelitian atau studi kasus
g. Diperlukan
untuk memberi masukan data statistiknasional dan daerah, termasuk catatan
kematian dan kesakitan ibu atau bayi baru lahir
Aspek-aspek
penting dalam pendokumentasian antara lain :
1) Tanggal dan waktu asuhan
diberikan
2) Identifikasi penolong
persalinan
3) Paraf atau tanda
tangan (dari penolong persalinan) pada semua catatan
4) Mencakup
informasi yang berkaitan secara tepat, dicatat
dengan jelas dan dapat dibaca
5) Suatu
sistem untuk memelihara catatan pasien sehingga selalu siap tersedia
6) Kerahasiaan dokumen-dokumen
medis
2.
Prinsip-prinsip
Teknik Pendokumentasian
a. Mencantumkan
nama jelas pasien pada setiap lembaran observasi atau pemeriksaan.
b. Menulis
dengan tinta hitam (tidak boleh pakai pensil), supaya tidak terhapus dan bila
perlu foto copy akan lebih jelas.
c. Menuliskan
tanggal, jam, pemeriksaan, tindakan atau observasi yang dilakukan sesuai dengan
temuan yang obyektif (kenyataan) dan bukan interpretasi (hindari kata penilaian
seperti tampaknya, rupanya).
d. Tuliskan
nama jelas pada setiap pesanan, hasil observasi dan pemeriksaan oleh orang yang
melakukan.
e. Hasil
temuan digambarkan secara jelas termasuk posisi, kondisi, tanda, gejala, warna,
jumlah dan besar dengan ukuran yang lazim dipakai. Memakai singkatan atau
simbol yang sudah di sepakati, misalnya KU, Ket +, KPD, Let kep, Let Su, S/N, T
dan lain-lain
f. Interpretasi
data objektif harus di dukung oleh observasi.
g. Kolom
tidak dibiarkan kosong tetapi dibuat tanda penutup. Misalnya dengan garis atau
tanda silang.
h. Bila
ada kesalahan menulis, tidak diperkenankan menghapus, (ditutup, atau ditipex),
tetapi dicoret dengan garis dan membubuhkan paraf disampingnya.
Teknik
penulisan dalam dokumentasi asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan Tujuh
langkah varney antara lain sebagai berikut :
1)
Mengumpulkan data
Data yang dikumpulkan pada ibu
bersalin adalah sebagai berikut: biodata, data demografi, riwayat kesehatan
termasuk faktor herediter, riwayat menstruasi, riwayat obstetri dan ginekologi,
termasuk nifas dan laktasi, riwayat biopsikososiospiritual, pengetahuan, data
pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus dan penunjang seperti laboratorium,
radiologi dan USG.
2)
Melakukan intrepetasi data dasar
Tahap
ini dilakukan dengan melakukan interpretasi data dasar terhadap kemungkinan
diagnosis yang akan ditegakkan dalam batas diagnosis kebidanan intranatal
Contoh:
Diagnosis : G2P1A0
hamil 39 minggu inpartu kala I fase aktif
Masalah : Wanita
dengan kehamilan tidak diinginkan (KTD) atau
takut menghadapi
persalinan
3)
Melakukan identifikasi diagnosis atau
masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya.
Langkah
ini dilakukan dengan mengidentifikasi masalah kemudian merumuskan diagnosis
potensial berdasarkan diagnosis masalah yang sudah teridentifikasi pada masa
intranatal.
Contoh: Ibu A di ruang bersalin dengan pembesaran
uterus yang berlebihan, bidan harus mempertimbangkan kemungkinan penyebab
pembesaran uterus yang berlebihan seperti adanya hidramnion, makrosomi,
kehamilan ganda, ibu diabetes, atau lainnya, sehingga beberapa diagnosis dan
masalah potensial dapat teridentifikasi sekaligus mempersiapkan penanganannya.
4) Menetapkan
kebutuhan terhadap tindakan segera atau masalah potensial
Langkah ini dilakukan untuk
mengantisispasi dan melakukan konsultasi secara kolaborasi dengan tim kesehatan
lain berdasarkan kondisi pasien. Sebagai contoh: ditemukan adanya perdarahan
antepartum, adanya distosia bahu atau bayi dengan APGAR Score rendah. Maka
tindakan segera yang dilakukan adalah tindakan sesuai dengan standar profesi
bidan dan apabila perlu tindakan
kolaboratif seperti preeklampsia
berat maka harus segera dikolaborasi ke dokter spesialis obgyn.
5) Menyusun
rencana asuhan secara menyeluruh
Rencana asuhan yang dilakukan secara
menyeluruh adalah berdasarkan hasil identifikasi masalah dan diagnosis serta
dari kebutuhan pasien.
a. Kala I yaitu dimulai dari his
persalinan yang pertama sampai pembukaan serviks menjadi lengkap:
ü Bantulah
ibu dalam masa persalinan jika ia tampak gelisah, ketakutan dan kesakitan.
Dengan cara:
-
Memberikan dukungan dan motivasi
-
Memberikan informasi mengenai proses dan
kamjuan persalinan
-
Mendengarkan keluhan-keluhannya dan
mencoba lebih sensitif terhadap perasaannya
ü Jika
ibu tampak merasa kesakitan, dukungan atau asuhan yang dapat diberikan antara
lain:
-
Melakukan perubahan posisi, yaitu posisi
sesuai dengan keinginan ibu. Namun jika ibu ingin beristirahat di tempat tidur,
anjurkan agar posisi tidur miring ke kiri.
-
Sarankan suami atau keluarganya untuk
memijat dan menggosok punggungnya diantara dua kontraksi
-
Ajarkan kepada ibu teknik bernafas
dengan cara meminta ibu menarik nafas panjang, menahan nafasnya sebentar lalu
kemudian dilepaskan dengan cara meniup udara keluar sewaktu terasa kontraksi
ü Penolong
tetap menjaga privasi ibu dalam persalinan dengan menggunakan penutup atau
tirai dan tidak menghadirkan orang lain tanpa pengetahuan dan seizin ibu.
ü Menjelaskan
kemajuan persalinan dan perubahan yang terjadi secara prosedural yang akan
dilaksanakan dan hasil pemeriksaan.
ü Memperbolehkan
ibu untuk mandi dan membasuh sekitar kemaluannya setelah buang air besar atau
buang air kecil.
ü Ibu
bersalin biasanya merasa panas dan banyak mengeluarkan keringat, maka gunakan
kipas angin atau AC dalam kamar atau menggunakan kipas biasa dan menganjurkan
ibu untuk mandi sebelumnya.
ü Untuk
memenuhi kebutuhan cairan tubuh dan mencegah dehidrasi, berikan ibu cukup
minum.
ü Lakukan
pemantauan tekanan darah, suhu, denyut jantung janin, kointraksi dan pembukaan
seviks. Sedangkan pemeriksaan dalam sebaiknya dilakukan selama empat jam selama
kala I persalinan atau jika da indikasi lain. Kemudian dokumentasikan hasil
temuan dengan partograf.
b. Kala
II yaitu dimulai dari pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi.
ü Memberikan
dukungan terus menerus kepada ibu dengan mendampingi ibu agar merasa nyaman
dengan menawarkan minum atau memijat ibu
ü Menjaga
kebersihan ibu agar terhindar dari infeksi. Bila terdapat darah lendir atau air
ketuban segera dibersihkan
ü Memberikan
dukungan mental untuk mengurangi kecemasan dan ketakutan ibu dengan cara
menjaga privasi ibu, menjelaskan proses dan kemajuan persalinan, menjelaskan
tentang prosedur yang akan dilakukan dan keterlibatan ibu.
ü Mengatur
posisi ibu dan membimbing ibuuntuk meneran dengan posisi yang nyaman seperti
jongkok, setengah duduk, tidur miring atau menungging.
ü Mengatur
posisi agar nyeri berkurang, mudah meneran, menjaga kandung kemih tetap kosong,
menganjurkan berkemih sesering mungkin, memberikan cukup minum untuk memberi
tenaga dan mencegah dehidrasi.
c. Kala
III yaitu dimulai dari lahirnya bayi sampai lahirnya plasenta
ü Melaksanakan
Manajemen Aktif Kala III meliputi pemberian oksitosin dengan segera, pengendalian
tarikan pada tali pusat dan pemijatan uterus segera setelah plasenta lahir
ü Jika
menggunakan Manajemen Aktif Kala III dan plasenta belum lahir dalam waktu 15
menit, berikan oksitosin 10 unit (intramuskular)
ü Jika
menggunakan manajemen aktif kala III dan plasenta belum lahir juga dalam waktu
30 menit, periksa kandung kemih dan lakuka kateterisasi, periksa adanya
pelepasan plasenta, berikan oksitosin 10 unit (intramuskular) dosis ketiga, dan
periksa ibu dengan seksama dan jahit semua robekan pada servik dan vagina
kemudian perbaiki episiotomi.
d. Kala
IV yaitu dimulai dari plasenta lahir sampai 2 jam postpartum.
ü Periksa
fundus uteri setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-30 menit pada jam
kedua. Jika kontraksi tidak kuat lakukan masase uterus sampai uterus
berkontraksi
ü Periksa
tekanan darah, nadi, kandung kemih, perdarahan, setiap 15 menit pada jam
pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua.
ü Anjurkan
ibu untuk minum agar mencegah dehidrasi. Tawarkan ibu makanan dan minuman yang
disukainya.
ü Bersihkan
perineum ibu dan kenakan pakaian yang bersih dan kering
ü Biarkan
bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi, sebagai
permulaan dengan menyusui bayi karena manyusui dapat membantu uterus berkontraksi.
6)
Melaksanakan perencanaan
Tahap ini dilakukan dengan melaksanakan
rencana asuhan kebidanan menyeluruh yang dibatasi oleh standar asuhan kebidanan
pada masa intranatal.
7)
Evaluasi
Evaluasi pada masa intranatal dapat
dilakukan setelah melakukan perencanaan dan pelaksanaan.
3.
Pendokumentasian Hasil Asuhan
Metode
pendokumentasian yang dilakukan dalam asuhan kebidanan adalah SOAP, yang
merupakan salah satu pendokumentasian yang ada. SOAP adalah catatan yang
bersifat sederhana, jelas, logis dan tertulis. Seorang bidan hendaknya
menggunakan SOAP setiap kali bertemu dengan klienya dalam masa antenatal.
Seorang bidan dapat menuliskan satu catatan SOAP untuk setiap kali kunjungan.
SOAP
sebagai suatu metode pendokumentasian asuhan kebidanan, metode ini disarikan
dari proses pemikiran penatalaksanaan kebidanan. Dipakai untuk
mendokumentasikan hasil asuhan klien dalam rekam medis klien sebagai catatan
perkembangan/kemajuan (progress note) yaitu:
a. Subyektif
(S)
Subyektif
yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa
sebagai langkah 1 Varney. Data subyektif yang dikumpulkan adalah sebagai
berikut:
1.
Biodata
(Kalau tidak ANC)
2.
Keluhan
utama
b. Obyektif (O)
Obyektif
yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien,
laboratorium dan tes diagnosis lain yang dirumuskan dalam data fokus yang
mendukung asuhan, sebagai langkah 1 Varney.
c. Assessment
(A)
Assesment
yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpetasi data
subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi atau masalah potensial, sebagai
langkah 2, 3 dan 4 Varney.
d.
Planing
(P)
Merupakan
rencana dari tindakan yang akan diberikan termasuk asuhan mandiri, kolaborasi
tes diagnosis atau laboratorium, serta konseling untuk tindak lanjut. sebagai
langkah 5, 6, dan 7 Varney.
Langkah
proses manajemen dan pendokumentasian kebidanan:
|
7
Langkah Varney
|
SOAP
|
1
|
Mengumpulkan data
|
Subjektif
objektif
|
2
|
Melakukan Interpetasi data dasar
|
Assessment
|
3
|
Melakukan
identifikasi diagnosis atau masalah potensial
|
|
4
|
Menetapkan
kebutuhan terhadap tindakan segera atau masalah potensial
|
|
5
|
Menyusun
rencana asuhan secara menyeluruh
|
Planning
|
6
|
Melaksanakan
perencanaan
|
|
7
|
Evaluasi
|
Penggunaan
Partograf
Partograf adalah catatan grafik mengenai
kemajuan persalinan untuk memantau keadaan ibu dan janin, untuk menentukan
adanya persalinan abnormal yang menjadi petunjuk untuk tindakan bedah kebidanan.
Partograf adalah alat bantu yang digunakan
selama fase aktif persalinan. Tujuan utama dan penggunaan partograf adalah
untuk :
1.
Mencatat
hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks
melalui pemeriksaan dalam.
2.
Mendeteksi
apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan demikian, juga dapat
melakukan deteksi secara dini setiap kemungkinan terjadinya partus lama.
3.
Jika digunakan
secara tepat dan konsisten, maka partograf akan membantu penolong persalinan
untuk :
- Mencatat kemajuan persalinan.
- Mencatat kondisi ibu dan janinnya.
- Mencatat asuhan yang diberikan selama
persalinan dan kelahiran.
- Menggunakan informasi yang tercatat untuk
secara dini mengidentifikasi adanya penyulit.
Partograf harus digunakan untuk semua ibu
dalam fase aktif kala satu persalinan sebagai elemen penting asuhan persalinan.
Partograf harus digunakan, baik tanpa ataupun adan penyulit. Partograf akan
membantu penolong persalinan dalam memantau, mengevaluasi dan membuat keputusan
klinik baik persalinan normal maupun yang disertai dengan penyulit.
Penggunaan partograf secara rutin akan
memastikan para ibu dan bayinya mendapatkan asuhan yang aman dan tepat waktu.
Selain itu, juga mencegah terjadinya penyulit yang dapat mengancam keselamatan
jiwa mereka.
Pencatatan partograf dilakukan pada fase
laten pada kala I persalinan. Selama fase laten persalinan, semua asuhan,
pengamatan dan pemeriksaan harus di catat. Tanggal dan waktu harus dituliskan
setiap kali membuat catatan selama fase laten persalinan. Semua asuhan dan
intervensi harus dicatat. Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan dicatat
secara seksama, yaitu :
a.
denyut
jantung janin: setiap 1/2 jam
b.
frekuensi
dan lamanya kontraksi uterus: setiap 1/2 jam
c.
nadi:
setiap 1/2 jam
d.
pembukaan
serviks: setiap 4 jam
e.
penurunan:
setiap 4 jam
f.
tekanan
darah dan temperatur tubuh: setiap 4 jam
g.
produksi
urin, aseton dan protein: setiap 2 sampai 4 jam
Jika ditemui tanda-tanda penyulit, penilaian
kondisi ibu dan bayi, harus lebih sering di lakukan. Lakukan tindakan yang
sesuai apabila dalam diagnosis keja ditetapkan adanya penyulit dalam
persalinan. Jika frekuensi kontraksi berkurang dalam satu atau dua jam pertama,
nilai ulang kesehatan dan kondisi aktual ibu dan bayinya. Bila tidak ada
tanda-tanda kegawatan atau penyulit. Ibu dipulangkan di rumah, penolong
persalinan boleh meninggalkan ibu hanya setelah dipastikan bahwa ibu dan
bayinya dalam kondisi baik. Pesankan pada ibu dan keluarganya untuk memberitahu
penolong persalinan jika terjadi peningkatan frekuensi kontraksi.
Pencatatan pada lembar belakang Partograf merupakan
bagian untuk mencatat hal-hal yang terjadi selama proses persalinan dan
kelahiran, serta tindakan-tindakan yang dilakukan sejak persalinan kala I
hingga kala IV (termasuk bayi baru lahir). Dokumentasi ini sangat penting untuk
membuat keputusan klinik, terutama pada pemantauan kala IV (mencegah terjadinya
perdarahan pascapersalinan). Selain itu, catatan persalinan (yang sudah diisi
dengan lengkap dan tepat) dapat pula digunakan untuk menilai/memantau sejauh
mana telah dilakukan pelaksanaan asuhan persalinan yang dan bersih aman.
Langkah pendokumentasian asuhan persalinan:
Kala
I
Subyektif, Ibu mengatakan
mules-mules sering dan teratur, pengeluaran pervaginam berupa lendir darah,
usia kehamilan dengan cukup bulan atau sebaliknya tidak cukup bulan, haid
terakhir, waktu buang air kecil, waktu buang air besar, riwayat kehamilan,
persalinan dan nifas yang lalu, riwayat penyakit dan riwayat yang diderita
keluarga.
Objektif
,antara lain:
-
Keadaan
umum, kesadaran, tanda vital
-
Pemeriksaan
kebidanan : leopold, palpasi, tinggi fundus uteri, punggung janin, presentasi, penurunan, kontraksi, denyut
jantung janin, pergerakan janin.
-
Pemeriksaan
dalam : dinding vagina, portio, pembukaan serviks, posisi portio, konsistensi, ketuban negatif dan
positif, penurunan bagian terendah
-
Pemeriksaan
laboratorium : HB, urine protein dan reduksi.
Assessment, Ibu G1P0A0
hamil aterm, premature, postmature, inpartu kala 1 fase aktif atau laten.
Janin tunggal hidup atau ganda, hidup atau
mati, intra uterine atau ekstra uterine, presentase, denyut jantung janin ada
atau tidak, frekuensi ada berapa dalam satu menit penuh, teratur atau tidak,
keadaan ibu dan janin saat ini baik
Planning,
-
Menginformasikan
hasil pemeriksaan yang telah dilakukan pada ibu dan janin dan anjurkan ibu dan
keluarga mengisi informed consent
-
Memantau
keadaan ibu dan mengobservasi keadaan umum, tanda-tanda vital. Keadaan janin
dengan mengobservasi denyut jantung janin, observasi his, dengan menggunakan
partograf.
-
Mengajarkan
ibu mengurangi rasa sakit yang timbul saat his dan cara mengedan yang baik
-
Menganjurkan
ibu untuk makan dan minum
-
Menyiapkan
ruangan, alat dan obat-obatan.
-
Mendokumentasikan
seluruh hasil pemeriksaan
Kala
II
Subjektif, Ibu
mengatakan mules-mules yang sering dan selalu ingin meneran, tekanan pada anus.
perineum menonjol, vulva membuka, his semakin sering dan kuat.
Objektif, Dilakukan
pemeriksaan:
-
Kesadaran
umum dan tanda-tanda vital
-
Pemeriksaan
kebidanan:
a. Kontraksi
b. Denyut jantung janin
-
Pemeriksaan
dalam. Yang dinilai antara lain dinding vagina, portio, pembukaan, ketuban,
presentasi, penurunan, posisi.
Assessment, Ibu GIP0A0 (aterm, preterm, posterm) inpartu kala II
Janin presentasi kepala, tunggal, intra
uterine, denyut jantung janin positif atau negatif, frekuensi berapa kali dalam
satu menit, teratur atau tidak, keadaan ibu saat ini baik.
Planning, antara lain:
-
Menginformasikan
hasil pemeriksaan yang dilakukan pada ibu dan janin
-
Mengatur
posisi yang nyaman
-
berikan
support mental, pimpin ibu mengedan jika ada kontraksi
-
anjurkan
ibu untuk minum dan mengumpulkan tenaga diantara kontraksi
-
lahirkan
bayi pervaginam spontan
-
Mendokumentasikan
seluruh hasil pemeriksaan
Kala III
Subyektif, Ibu mengatakan perutnya masih mules. Bayi
sudah lahir, plasenta belum lahir, tinggi fundus uteri, kontraksi baik, atau
tidak, volume perdarahan pervaginam, keadaan kandung kemih kosong.
Objektif, antara lain:
-
keadaan
umum dan tanda-tanda vital
-
inspeksi
tali pusat
-
pemeriksaan
kebidanan: TFU, kontraksi, kandung kemih dan perdarahan
Assessment, Ibu P1A0 partus kala III
Planning:
-
menginformasikan hasil pemeriksaan
-
melakukan pemotongan dan pengikatan tali
pusat
-
Melaksanakan Manajemen Aktif Kala III
meliputi pemberian oksitosin dengan segera, pengendalian tarikan pada tali
pusat dan masase uterus segera setelah plasenta lahir
Kala IV
Subjektif, Ibu mengatakan sedikit lemas, lelah dan
tidak nyaman.
Objektif, antara lain:
-
keadaan
umum dan tanda-tanda vital
-
pemeriksaan
kebidanan: TFU, kontraksi, kandung kemih dan perdarahan
-
cek
laserasi
Assessment, Ibu P1A0 partus kala IV
Planning:
-
menginformasikan hasil pemeriksaan
-
melakukan observasi Kala IV setiap 15
menit pada jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua. Jika kontraksi tidak
kuat lakukan masase uterus sampai uterus berkontraksi
-
merapikan alat dan membersihkan ibu.
-
Mendokumentasikan seluruh hasil
pemeriksaan
Contoh
kasus dengan pendokumentasian SOAP pada asuhan persalinan:
Kasus:
Ny. A datang ke BPS pukul
10.00 WIB dengan keluhan mulas sejak pukul 02.00 WIB, keluar lendir darah satu
jam yang lalu. ibu mengaku ini kehamilan kedua dan tidak pernah keguguran.
Riwayat haid terakhir tanggal 15 september 2014. Tanda-tanda vital dalam batas
normal
ASUHAN
KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN KALA I
Tanggal:
22-06-2015 Pukul:
10.00 WIB
S :
- Ny. A
mengatakan mulas sejak pukul 02.00 WIB dan keluar lendir darah pukul 10.00 WIB
-
Ibu mengatakan ini kehamilan kedua dan
tidak pernah keguguran
-
HPHT= 15-09-2014, TP= 22-06-2015
O : Ku= baik
Kes = compos mentis
TTV. TD= 110/80 MmHg RR= 20x/menit
N =
80x/menit S = 360C
TFU= 32 cm
DJJ = puki, 140x/menit
His = 3x 10’40”
Pemeriksaan dalam.Dinding vagina= tidak ada
kelainan
pembukaan
= 5 cm
portio = tipis lunak
ketuban
= positif
presentasi = kepala
penurunan = Hodge II
posisi = belum
teraba.
Pemeriksaan ekstremitas didapatkan hasil oedema (-), varises (-).
A : G2P1A0 hamil 40
minggu inpartu kala I fase aktif
Janin tunggal hidup intrauterine presentasi
kepala
P :
-
Menginformasikan
hasil pemeriksaan yang telah dilakukan pada ibu dan janin dan anjurkan ibu dan
keluarga mengisi informed consent
-
Memantau
keadaan ibu dan mengobservasi keadaan umum, tanda-tanda vital. Keadaan janin
dengan mengobservasi denyut jantung janin, observasi his, dengan menggunakan
partograf.
-
Mengajarkan
ibu mengurangi rasa sakit yang timbul saat his dan cara mengedan yang baik
-
Menganjurkan
ibu untuk makan dan minum
-
Menyiapkan
ruangan, alat dan obat-obatan.
-
Mendokumentasikan
seluruh hasil pemeriksaan
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN KALA II
Tanggal: 22-06-2015 Pukul:
13.00 WIB
S :
- Ibu mengatakan mulesnya semakin sering dan
keinginan meneran seperti ingin BAB semakin sering.
- Ibu mengatakan keluar lendir darah bertambah
banyak.
O : Ku=
baik
Kes = compos mentis
TTV. TD= 100/80 MmHg RR= 20x/menit
N =
80x/menit S = 360C
DJJ = puki, 143x/menit
His = 4x 10’45”
Pemeriksaan dalam. Dinding vagina= tidak ada
kelainan
pembukaan
=
10 cm
(lengkap)
portio = tidak teraba
ketuban
= negatif (pecah spontan pukul 12.55 WIB
presentasi
=
Kepala
penurunan =
Hodge III+
posisi = belum
teraba.
A : G2P1A0 Hamil 40 minggu inpartu Kala II
Janin tunggal hidup intra uterin presentasi kepala
P :
- Menginformasikan hasil pemeriksaan yang
dilakukan pada ibu dan janin
- Mengatur posisi yang nyaman
- berikan support mental, pimpin ibu mengedan
jika ada kontraksi
- anjurkan ibu untuk minum dan mengumpulkan
tenaga diantara kontraksi
- lahirkan bayi pervaginam spontan
- Mendokumentasikan seluruh hasil pemeriksaan
ASUHAN
KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN KALA III
Tanggal:
22-06-2015 Pukul:
13.45 WIB
S :
- Ibu mengatakan masih terasa mulas dan merasa
lelah
O : Ku=
baik
Kes = compos mentis
TTV. TD= 100/80 MmHg RR= 20x/menit
N =
80x/menit S = 360C
TFU = Sepusat
Kontraksi = baik
Kandung kemih = kosong
Perdarahan = normal
A : P2A0 partus Kala III
P
:
1. Menginformasikan
hasil pemeriksaan
2.
Melakukan pemotongan dan pengikatan tali pusat
3.
Melaksanakan Manajemen Aktif Kala III meliputi pemberian oksitosin dengan
segera, pengendalian tarikan pada tali pusat dan masase uterus segera setelah
plasenta lahir
4.
Mendokumentasikan hasil pemeriksaan
ASUHAN
KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN KALA IV
Tanggal:
22-06-2015 Pukul:
13.50 WIB
S :
- Ibu mengatakan masih merasa lelah
O : Ku=
baik
Kes = compos mentis
TTV. TD= 120/80 MmHg RR= 20x/menit
N =
80x/menit S = 36,40C
TFU = 2 jari dibawah pusat
Kontraksi = baik
Kandung kemih = kosong
Perdarahan = Normal
A : P2A0 partus Kala IV
P
:
1. menginformasikan
hasil pemeriksaan
2. melakukan observasi
Kala IV setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua.
Jika kontraksi tidak kuat lakukan masase uterus sampai uterus berkontraksi
3. merapikan alat dan
membersihkan ibu.
4. Mendokumentasikan
seluruh hasil pemeriksaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar