Minggu, 16 November 2014

PERAWATAN METODE KANGURU



PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Setiap tahun di dunia diperkirakan lahir sekitar 20 juta bayi berat lahir rendah (BBLR). Kelahiran BBLR sebagian disebabkan oleh lahir sebelum waktunya (prematur), dan sebagian karena mengalami gangguan pertumbuhan selama masih dalam kandungan PJT (Pertumbuhan Janin Terhambat). Di negara berkembang, BBLR banyak dikaitkan dengan tingkat kemiskinan. 2,3 BBLR merupakan penyumbang utama angka kematian pada neonatus. Menurut perkiraan World Health Organization (WHO), terdapat 5 juta kematian neonatus setiap tahun dengan angka mortalitas neonatus (kematian dalam 28 hari pertama kehidupan) adalah 34 per 1000 kelahiran hidup, dan 98% kematian tersebut berasal dari negara berkembang. Secara khusus angka kematian neonatus di Asia Tenggara adalah 39 per 1000 kelahiran hidup. Dalam laporan WHO yang dikutip dari State of the world’s mother 2012 (data tahun 2007-2012) dikemukakan bahwa 27% kematian neonatus disebabkan oleh Bayi Berat Lahir Rendah.
 Bayi berat lahir rendah merupakan  faktor risiko yang mempunyai kontribusi terhadap kematian dan kelahiran bayi khususnya pada masa perinatal. Dampak kelahiran BBLR berpengaruh terhadap kualitas generasi mendatang, ditandai dengan lambatnya pertumbuhan dan perkembangan anak dan akan berpengaruh penurunan kecerdasan (Depkes RI, 2012). BBLR sering menghadapi berbagai masalah yaitu: asfiksia, hipotermia, ikterus dan gangguan pernafasan. Bayi prematur atau bayi berat lahir rendah secara umum mempunyai kematangan dalam sistem pertahanan tubuh untuk beradaptasi dengan lingkungan. Bayi prematur yang mempunyai berat badan lahir rendah cenderung mengalami hipotermi. Hal ini disebabkan karena tipisnya lemak subkutan pada bayi sehingga sangat mudah dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Pada umumnya bayi prematur dan mempunyai berat badan lahir rendah harus dirawat dalam inkubator.
  Perawatan BBLR merupakan hal yang kompleks dan membutuhkan infrastruktur yang mahal serta staf yang memiliki keahlian tinggi sehingga seringkali menjadi pengalaman yang sangat mengganggu bagi keluarga. Oleh karena itu, perawatan terhadap bayi tersebut menjadi beban sosial dan kesehatan di negara manapun. Analisis terkini menunjukkan bahwa sekitar 3 juta kematian bayi baru lahir (BBL) dapat dicegah per tahun menggunakan intervensi yang tidak mahal dan tepat guna.
Salah satu intervensi tersebut adalah perawatan metode kanguru (PMK). Perawatan dengan metode kanguru merupakan cara yang efektif untuk memenuhi kebutuhan bayi yang paling mendasar yaitu kehangatan, air susu ibu, perlindungan dari infeksi, stimulasi, keselamatan dan kasih sayang. Metode ini merupakan salah satu teknologi tepat guna yang sederhana, murah dan sangat dianjurkan untuk perawatan BBLR. Metode kanguru tidak hanya sekedar menggantikan peran inkubator, namun juga memberikan berbagai keuntungan yang tidak dapat diberikan inkubator. Dibandingkan dengan perawatan konvensional, PMK terbukti dapat menurunkan kejadian infeksi, penyakit berat, masalah menyusui dan ketidakpuasan ibu serta meningkatkan hubungan antara ibu dengan bayi.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan Perawatan Metode Kanguru?
2.      Apa sajakah manfaat dari Perawatan Metode Kanguru?
3.      Apa saja tahap yang dilakukan dalam melaksanakan Pearawan Metode Kanguru?
4.      Bagaimanakah kriteria keberhasilan Perawatan Metode Kanguru?

C.  Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana perencanaan penyuluhan pendidikan kesehatan perawatan BBLR dengan metode kanguru.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian, prinsip, tujuan, keuntungan, langkah-langkah, pelaksanaan Perawatan Metode Kanguru.
b.   Mengetahui pengertian Perawatan Metode Kanguru.
c.   Mengetahui manfaat dari Perawatan Metode Kanguru
b.   Memahami kriteria keberhasilan Perawatan Metode Kanguru.

D.    Manfaat Penulisan
1.      Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari Perawatan Metode Kanguru
2.      Mahasiswa dapat melakukan asuhan Perawatan Metode Kanguru
3.      Mahasiswa dapat memahami kriteria keberhasilan Perawatan Metode Kanguru.








PEMBAHASAN

A. Sejarah Perawatan Metode Kanguru
Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Rey dan Martinez di Bogota, sebagai salah satu alternatif bagi perawatan BBLR yang telah melewati masa krisis, tetapi masih memerlukan perawatan khusus untuk pemberian makanan untuk pertumbuhannya. Dari penemuan tersebut akhirnya diketahui bahwa cara “skin to skin contact” (kontak kulit bayi langsung kepada ibu/pengganti ibu) dapat meningkatkan kelangsungan hidup BBLR.
Cara ini sebenarnya meniru binatang berkantung kanguru yang lahirnya memang sangat imatur karena tidak memiliki plasenta sehingga setelah lahir bayi kanguru disimpan di kantung perut ibunya untuk mencegah kedinginan. Dengan demikian, terjadi aliran panas dari tubuh induk kepada bayi kanguru sehingga bayi kanguru dapat tetap hidup terhindar dari bahaya hipotermi. Karena salah satu penyebab kematian BBLR adalah masalah pengaturan suhu, maka prinsip tersebut digunakan dalam masalah ini.

B.     Pengertian Perawatan Metode Kanguru
Kangaroo Mother Care (KMC) atau Perawatan Metode Kanguru (PMK) merupakan perawatan untuk bayi berat lahir rendah atau lahiran prematur dengan melakukan kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu atau skin to skin contact, dimana ibu menggunakan suhu tubuhnya untuk menghangatkan bayi. Metode perawatan ini juga terbukti mempermudah pemberian ASI sehingga meningkatkan lama dan pemberian ASI.
Metode Kanguru adalah metode perawatan dini dan terus menerus dengan sentuhan kulit ke kulit (Skin to skin contact) antara ibu dan bayi prematur dan BBLR dalam posisi seperti kanguru (Hadi, 2005).
C.     Prinsip Perawatan Metode Kanguru
Menggantikan perawatan bayi baru lahir dalam incubator dengan ibu bertindak seperti ibu kanguru yang mendekap bayinya dengan tujuan mempertahankan suhu bayi stabil dan optimal (36.50C – 37.50C).
Berdasarkan tipe pelaksanaannya, PMK dibedakan menjadi 2 (dua) tipe yaitu:
1. PMK sewaktu-waktu (intermitten)
Tipe ini dilakukan apabila bayi masih mendapat cairan atau obat-obatan intravena, bantuan khusus seperti oksigen atau minum melalui oral gastric tube (OGT). Asuhan harus dilakukan selama lebih dari 1 (satu) jam untuk memberikan hasil yang optimal dan mengurangi stress pada bayi.
2. PMK secara terus menerus (continue)
Tipe ini dilakukan pada bayi yang sudah memenuhi kriteria dan tidak memerlukan bantuan khusus untuk bernafas. Tipe ini dilakukan untuk meningkatkan berat badan bayi, meningkatkan kemampuan bayi menyusu dan kemampuan ibu untuk merawat bayinya sampai kriteria pemulangan bayi terpenuhi.
D.    Manfaat Perawatan Metode Kanguru
Untuk mempelajari manfaat dan penerapan PMK sebaiknya diketahui tentang proses kehilangan panas pada bayi baru lahir. Pada intinya ada 4 cara kehilangan panas pada bayi baru lahir yaitu:
1)      Evaporasi, merupakan proses kehilangan panas melalui proses penguapan dari kulit yang basah.
2)      Radiasi, meliputi kehilangan panas melalui pemancaran panas dari tubuh bayi ke lingkungan sekitar yang lebih dingin. Hal ini terjadi misalnya bayi yang baru lahir segera diletakkan di ruang ber AC yang dingin maka suhu tubuh bayi akan berkurang karena panasnya terpancar ke sekitarnya yang bersuhu lebih rendah.
3)      Konduksi, yaitu cara kehilangan panas melalui persinggungan dengan benda yang lebih dingin misalnya ditimbang pada alat timbangan logam tanpa alas.
4)      Konveksi, yaitu kehilangan panas melalui aliran udara. Hal ini misalnya terjadi pada bayi baru lahir diletakkan di dekat jendela atau pintu yang terbuka maka akan ada aliran udara luar (yang mungkin lebih dingin) yang akan berpengaruh pada suhu bayi atau bisa juga kehilangan panas secara konveksi apabila bayi dibiarkan telanjang. Udara sekitar bayi lebih panas dari udara jauh dari bayi. Udara panas lebih ringan dan naik ke atas digantikan oleh udara dingin sehingga terjadi juga aliran udara yang mengambil suhu bayi.
Hukum Boyle menyatakan bahwa kemampuan mempertahankan suhu serta kenaikan berat badan pada BBLR yang dilakukan PMK menunjukkan hasil yang lebih baik. Oleh karena itu, PMK sangat berguna dalam pencegahan hipotermia pada perawatan BBLR di rumah.
Secara garis besar, manfaat PMK adalah sebagai berikut:
1.      Manfaat PMK bagi bayi
a)      Suhu tubuh bayi, denyut jantung dan frekuensi pernapasan relatif terdapat dalam batas normal.
b)      BBLR lebih cepat mencapai suhu yang 36,5° C terutama dalam waktu 1 jam pertama.
c)      ASI selalu tersedia dan mudah didapatkan sehingga memperkuat sistem imun bayi karena meningkatnya produksi ASI.
d)     Kontak dengan ibu menyebabkan efek yang menenangkan sehingga menurunkan stres ditandai dengan kadar kortisol yang rendah.
e)      Meningkatkan berat badan dengan lebih cepat.
f)       Meningkatkan ikatan bayi-ibu
g)      Waktu tidur menjadi lebih lama yang antara lain ditandai dengan jumlah waktu terbangun yang lebih rendah.
h)      Menurunkan infeksi nosokomial, penyakit berat, atau infeksi saluran pernapasan bawah.
i)        Memperpendek masa rawat.
j)        Menurunkan risiko kematian dini pada bayi.
k)      Memperbaiki pertumbuhan pada bayi prematur.
l)        Kelangsungan hidup pada bayi BBLR lebih cepat membaik pada kelompok PMK daripada bayi dengan metode konvensional pada 12 jam pertama dan seterusnya.
2.      Manfaat PMK bagi Ibu
a)      Mempermudah pemberian ASI
b)      Ibu lebih percaya diri dalam merawat bayi
c)      Hubungan lekat bayi-ibu lebih baik, ibu sayang kepada bayinya.
d)     Pengaruh psikologis ketenangan bagi ibu dan keluarga (ibu lebih puas, kurang merasa stres).
e)      Peningkatan produksi ASI, peningkatan lama menyusui dan kesuksesan dalam menyusui.
3.      Manfaat PMK bagi Ayah
a)      Ayah memainkan peranan yang lebih besar dalam perawatan bayinya.
b)      Meningkatkan hubungan antara ayah-bayinya, terutama berperan penting di negara dengan tingkat kekerasan pada anak yang tinggi.
4.      Manfaat PMK bagi petugas kesehatan
Bagi petugas kesehatan paling sedikit akan bermanfaat dari segi efisiensi tenaga karena ibu lebih banyak merawat bayinya sendiri. Dengan demikian beban kerja petugas akan berkurang. Bahkan petugas justru dapat melakukan tugas lain yang memerlukan perhatian petugas misalnya pemeriksaan lain atau kegawatan pada bayi maupun memberikan dukungan kepada ibu dalam menerapkan PMK.

5.      Manfaat PMK bagi institusi kesehatan
a)      Lama perawatan lebih pendek sehingga cepat pulang dari fasilitas kesehatan. Dengan demikian, tempat tersebut dapat digunakan bagi klien lain yang memerlukan (turn over meningkat).
b)      Pengurangan penggunaan fasilitas (listrik, inkubator, alat canggih lain) sehingga dapat membantu efisiensi anggaran
E.  Keuntungan dan Kerugian Perawatan Metode Kanguru
Keuntungan dari metode kanguru diantaranya:
1.      Meningkatkan hubungan emosi ibu dan anak
2.      Menstabilkan suhu tubuh (36,50 C-37,50C), denyut jantung (120-160x/menit), dan pernafasan bayi (40-60x/menit)
3.      Meningkatkan pertumbuhan dan berat badan bayi dengan lebih baik
4.      Mengurangi stress pada ibu dan bayi
5.      Memperbaiki keadaan emosi ibu dan bayi
6.      Meningkatkan produksi ASI
7.      Menurunkan resiko terinfeksi selama perawatan di rumah sakit
8.      Mempersingkat masa rawat di rumah sakit.
Adapun salah satu kerugian dari asuhan metode kanguru yaitu, waktu ibu cenderung lebih banyak digunakan untuk metode ini, sehingga tidak dapat melakukan aktivitas lain yang lebih berat (sangat aktif).
F.  Kriteria Bayi untuk Perawatan Metode Kanguru
Adapun kriteria bayi untuk metode kanguru menurut Suriviana adalah:
1.      Bayi dengan berat badan ≤ 2000 gram.
2.      Tidak ada kelainan atau penyakit yang menyertai.
3.      Refleks dan koordinasi isap dan menelan yang baik.
4.      Perkembangan selama di inkubator (rumah sakit) baik.


G. Fasilitas dan peralatan yang diperlukan dalam PMK
Berikut ini adalah beberapa fasilitas dan peralatan yang diperlukan untuk melakukan PMK
a)      Bangsal dengan dua atau empat tempat tidur dengan ukuran yang sesuai bagi ibu untuk tinggal seharian dengan si bayi. Di bangsal ini para ibu dapat berbagi pengalaman, memperoleh dukungan serta kerjasama, dan pada saat yang bersamaan si ibu dan bayinya dapat menerima kunjungan pribadi tanpa mengganggu yang lain. Kamar tersebut harus dipertahankan kehangatannya untuk si bayi (24-26°C).
b)      Kamar mandi dengan fasilitas air bersih, sabun, dan handuk serta wastafel untuk tempat cuci tangan.
c)      Ruangan lain yang berukuran lebih kecil yang dapat digunakan para petugas untuk konseling dengan ibu. Ruangan ini dapat juga dipergunakan untuk melakukan evaluasi keadaan si bayi.
d)     Support Binder (Ikatan/pembalut penahan bayi agar dapat terus berada di posisi PMK). Alat ini adalah satu-satunya alat khusus yang digunakan untuk PMK. Alat ini membantu para ibu untuk menahan bayinya agar dengan aman terus berada dekat dengan dada ibu. Untuk memulainya, gunakan secarik bahan kain yang halus, kira-kira sekitar satu meter, lipatlah secara diagonal, lalu buatlah simpul pengaman, atau dapat juga dikaitkan ke ketiak ibu. Selanjutnya, baju kanguru dari pilihan ibu dapat menggantikan kain ini. Semua ini untuk memungkinkan para ibu dapat menggunakan dengan bebas tangan mereka dan agar mereka dapat bergerak dengan bebas selama melakukan kontak kulit langsung ibu dengan bayi. Namun demikian, pemakaian baju kanguru ini sebaiknya disesuaikan dengan kondisi budaya setempat.
e)      Pakaian Bayi Jika bayi menerima PMK secara terus-menerus, bayi tersebut cukup dipakaikan popok atau diapers sampai dibawah pusat. Pada saat bayi tidak dalam posisi kanguru, bayi dapat ditempatkan di tempat tidur yang hangat dan diberi selimut. Jika suhu ruangannya adalah 24-26°C, bayi pada posisi kanguru hanya memakai popok, topi yang hangat, dan kaus kaki. Namun, jika suhu turun di bawah 22°C, bayi tersebut harus memakai baju tanpa lengan yang terbuat dari kain katun yang terbuka bagian depannya sehingga memungkinkan tetap terjadinya kontak kulit dengan dada dan perut ibu. Ibu kemudian mengenakan bajunya yang biasa untuk menghangatkan dirinya dan si bayi.
f)       Peralatan dan keperluan lain:
1)      Sebuah termometer yang dapat membaca suhu rendah (low reading thermometer) yang cocok digunakan untuk mengukur suhu badan di bawah 35°C.
2)      Timbangan. Idealnya menggunakan timbangan neonatus dengan interval 10 gram.
3)      Peralatan resusitasi dasar dan oksigen, jika mungkin harus tersedia disetiap ruangan BBLR dirawat.
4)      Obat-obatan untuk mencegah dan mengobati berbagai masalah BBLR boleh ditambahkan sesuai petunjuk pelaksanaan lokal. Obat-obatan khusus kadang diperlukan tetapi tidak dianjurkan.
5)      Alat pengukur panjang badan dan alat pengukur lingkar kepala.
H.  Tahapan yang Dilakukan Selama Perawatan Metode Kanguru yaitu:
1.  Posisi kanguru
a.    Bayi diletakkan diantara payudara ibu dalam posisi tegak dengan dada bayi menempel pada dada ibu.
b.   Kepala bayi dipalingkan ke sisi kanan atau kiri, dengan posisi sedikit tengadah.
c.    Kedua tungkai bayi ditekuk sedikit seperti posisi kodok.
d.   Dalam posisi berdiri tubuh ibu dan bayi diikat dengan kain selendang atau kemben berbahan elastis untuk menahan badan bayi agar tidak jatuh.
e.    Pastikan bahwa kain melekat erat dibagian dada dan bukan dibagian perut, jangan mengikat terlalu keras dibagian perut bayi tapi harus disekitar epigastrium ibu. Dengan cara ini bayi leluasa bernafas dengan perut dan nafas ibu akan menstimulasi bayinya.
f.    Selanjutnya bayi hanya mengenakan popok, topi hangat, dan kaus kaki. Tetapi apabila suhu sedang dingin, boleh dipakaikan baju tanpa lengan berbahan katun yang dibuka di bagian depannya, agar dada bayi tetap dapat menempel (kulit ke kulit) pada dada ibu.
g.   Ibu dapat bebas bergerak,seperti duduk, berjalan, berdiri, makan, dan lain-lain.
h.   Pada waktu tidur, perawatan metode kanguru dapat dilakukan dengan cara posisi ibu setengah duduk atau dengan jalan meletakkan beberapa bantal di belakang punggung ibu.
2.  Pemantauan kondisi bayi
a.       Suhu
 Bayi yang cukup minum dan dalam kondisi kontak kulit dengan kulit, dapat dengan mudah mempertahankan suhu tubuh normalnya yaitu antara 36,50C-370C saat berada dalam posisi kanguru. Saat posisi ini dimulai ukur suhu aksila setiap 6 jam hingga stabil selam 3 hari berturut-turut setelahnya pengukuran dilakukan hanya 2 kali sehari.
b.      Pernafasan
Frekuensi pernafasan normal BBLR atau kurang bulan berkisar antara 30-60 kali permenit, dan nafas akan bergiliran dengan interval tidak bernafas (apnea). Jika interval terlalu lama (20 detik atau lebih) dan bibir serta muka bayi menjadi biru, sianosis dan nadinya rendah, bradikardia,atau risiko kerusakan otak. Penelitian menunjukan bahwa kontak kulit dengan kulit dapat membuat pernafasan lebih teratur pada bayi kurang bulan dan bisa menurunkan insidensi apnea.
c.       Tanda bahaya
 Keadaan penyakit serius pada bayi kecil biasanya samar dan terabaikan dengan mudah hingga penyakit menjadi lebih berat dan sulit diatasi. Penting bagi ibu untuk mengenali tanda-tanda tersebut dan memeberikan perawatan yang diperlukan. Tanda bahaya yang perlu diwaspadai diantaranya:
a)      Sulit bernafas, retraksi, merintih
b)      Bernafas sangat lambat atau sangat perlahan
c)      Apnea yang sering dan lama
d)     Bayi teraba dingin, suhu tubuhnya dibawah normal meskipun dijaga kesehatannya.
e)      Sulit minum: bayi tidak bangun untuk minum, berhenti minum atau muntah
f)       Kejang
g)      Diare
h)      Kulit menjadi kuning
d.         Menyusui
Posisi Perawatan Metode Kanguru ideal untuk menyusui bayi, langkah-langkahnya diantaranya:
a)      Ajari ibu cara menyusui dan perlekatan yang benar.
b)      Bila ibu cemas tentang pemberian minum pada bayi, dorong ibu agar mampu melakukannya.
c)      Bila ibu tidak dapat menyusui, berilah ASI peras dengan menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum.
d)     Pantau dan nilai jumlah ASI yang diberikan setiap hari. Bila ibu menyusui catat waktu ibu menyusui bayinya.
e.          Pertumbuhan
Penimbangan lebih sering akan mengganggu bayi dan menyebabkan kecemasan pada ibu. Saat bayi mulai bertambah berat timbang setiap dua hari sekali selama satu minggu dan kemudian sekali seminggu hingga bayi cukup bulan. Menimbang bayi dengan cara, misalnya telanjang, timbangan yang telah dikalibrasi, letakkan handuk bersih dan hangat pada timbangan untuk menghindari bayi dingin.
f.          Penjelasan kepada ibu
a)      Jelaskan pada ibu mengenai pola pernafasan dan warna bayi normal serta kemungkinan variasinya yang masih dianggap normal. Mintalah pada ibu waspada terhadap tanda yang tidak biasanya ditemui atau  tidak normal.
b)      Jelaskan juga bahwa Perawatan Metode Kanguru penting agar pernafasan bayi baik dan mengurangi resiko terjadinya apnoe, dibanding bayi yang diletakkan di box.
c)      Ajari ibu cara menstimulasi bayi (mengelus dada atau punggung, atau menyentil kaki bayi) bila bayi tampak biru di daerah lidah, bibir atau sekitar mulut atau pernafasan berhenti lama.
d)     Bila suhu normal selama 3 hari berturut-turut, ukur suhu setiap 12 jam selama 2 hari kemudian hentikan pengukuran.
I.  Kriteria keberhasilan Perawatan Metode Kanguru adalah:
1. Suhu tubuh bayi stabil dan optimal (36,50C -37,50C)
2. Kenaikan berat badan stabil
3. Produksi ASI adekuat
4. Bayi tumbuh dan berkembang optimal
5. Bayi dapat menetek kuat

J.  Penghentian Perawatan Metode Kanguru.
Metode ini dijalankan sampai berat badan bayi 2500 gram atau mendekati 40 minggu, atau sampai  kurang nyaman dengan Perawatan Metode Kanguru, misalnya:

1.   Sering bergerak
2.   Gerakan ekstremitas berlebihan
3.   Bila akan dilakukan KMC bayi menangis.
 Bila bayi sudah kurang nyaman dengan Perawatan Metode Kanguru, anjurkan ibu untuk menyapih bayi dari Perawatan Metode Kanguru, dan dapat melakukan kontak kulit lagi pada waktu bayi sehabis mandi, waktu malam yang dingin, atau kapan saja dia menginginkan.
 Bayi juga diberhentikan pada asuhan metode kangguru yaitu jika memenuhi kriteria berikut ini:
a)      Kesehatan umum bayi baik dan tidak ada penyakit seperti apnea dan infeksi
b)      Bayi minum dengan baik dan mendapatkan ASI ekslusif
c)      Berat badan bayi naik (sedikitnya 15 g/kg/per hari paling sering dalam 3 hari berturut-turut)
d)     Suhu bayi stabil saat dalam posisi kangguru (selama 3 hari berturut-turut)

K.    Waktu Pelaksanaan Metode Kanguru
Pelaksanaan Metode Kanguru dapat dilakukan pada waktu:
a)      Segera setelah lahir
b)      Sangat awal, setelah 10-15 menit
c)      Awal, setelah umur 24 jam
d)     Menengah, setelah 7 hari perawatan
e)      Lambat, setelah bayi bernafas sendiri tanpa O2
f)       Setelah keluar dari perawatan incubator





PENUTUP

A. Kesimpulan
Metode kanguru merupakan salah satu teknologi tepat guna yang sederhana, murah dan dapat digunakan ketika fasilitas untuk perawatan BBLR sangat terbatas. Metode kanguru ternyata tidak hanya sekedar menggantikan inkubator, namun juga memberi berbagai keuntungan yang tidak bisa diberikan oleh incubator. Keuntungan menggunakan metode kanguru antara lain meningkatnya hubungan ibu-bayi, stabilisasi suhu tubuh bayi, stabilisasi laju denyut jantung dan pernapasan, pertumbuhan dan peningkatan berat badan yang lebih baik, mengurangi stres baik pada ibu maupun bayi, memperbaiki keadaan emosi ibu dan bayi, meningkatkan produksi ASI, menurunkan kejadian infeksi, dan mempersingkat masa rawat di rumah sakit.
Metode kanguru mampu memenuhi kebutuhan asasi bayi berat lahir rendah dengan menyediakan situasi dan kondisi yang mirip dengan rahim sehingga memberi peluang bagi BBLR untuk beradaptasi dengan baik di dunia luar. Diperlukan upaya yang lebih strategis untuk mempopulerkan metode yang sangat bermanfaat ini.

B.  Saran
Diharapakan makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca tentang Perawatan Metode Kanguru. Diharapkan pula bagi semua tenaga kesehatan harus memiliki pelatihan dasar tentang pemberian ASI dan pelatihan yang memadai di semua aspek Perawatan Metode Kanguru.