PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Setiap tahun di dunia diperkirakan lahir
sekitar 20 juta bayi berat lahir rendah (BBLR). Kelahiran BBLR sebagian
disebabkan oleh lahir sebelum waktunya (prematur), dan sebagian karena
mengalami gangguan pertumbuhan selama masih dalam kandungan PJT (Pertumbuhan
Janin Terhambat). Di negara berkembang, BBLR banyak dikaitkan dengan tingkat
kemiskinan. 2,3 BBLR merupakan penyumbang utama angka kematian pada neonatus.
Menurut perkiraan World Health Organization (WHO), terdapat 5 juta kematian
neonatus setiap tahun dengan angka mortalitas neonatus (kematian dalam 28 hari
pertama kehidupan) adalah 34 per 1000 kelahiran hidup, dan 98% kematian
tersebut berasal dari negara berkembang. Secara khusus angka kematian neonatus
di Asia Tenggara adalah 39 per 1000 kelahiran hidup. Dalam laporan WHO yang
dikutip dari State of the world’s mother 2012 (data tahun 2007-2012)
dikemukakan bahwa 27% kematian neonatus disebabkan oleh Bayi Berat Lahir
Rendah.
Bayi
berat lahir rendah merupakan faktor
risiko yang mempunyai kontribusi terhadap kematian dan kelahiran bayi khususnya
pada masa perinatal. Dampak kelahiran BBLR berpengaruh terhadap kualitas
generasi mendatang, ditandai dengan lambatnya pertumbuhan dan perkembangan anak
dan akan berpengaruh penurunan kecerdasan (Depkes RI, 2012). BBLR sering
menghadapi berbagai masalah yaitu: asfiksia, hipotermia, ikterus dan gangguan pernafasan.
Bayi prematur atau bayi berat lahir rendah secara umum mempunyai kematangan
dalam sistem pertahanan tubuh untuk beradaptasi dengan lingkungan. Bayi
prematur yang mempunyai berat badan lahir rendah cenderung mengalami hipotermi.
Hal ini disebabkan karena tipisnya lemak subkutan pada bayi sehingga sangat
mudah dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Pada umumnya bayi prematur dan
mempunyai berat badan lahir rendah harus dirawat dalam inkubator.
Perawatan BBLR merupakan hal yang kompleks dan membutuhkan infrastruktur
yang mahal serta staf yang memiliki keahlian tinggi sehingga seringkali menjadi
pengalaman yang sangat mengganggu bagi keluarga. Oleh karena itu, perawatan
terhadap bayi tersebut menjadi beban sosial dan kesehatan di negara manapun. Analisis
terkini menunjukkan bahwa sekitar 3 juta kematian bayi baru lahir (BBL) dapat
dicegah per tahun menggunakan intervensi yang tidak mahal dan tepat guna.
Salah satu intervensi tersebut adalah
perawatan metode kanguru (PMK). Perawatan dengan metode kanguru merupakan cara
yang efektif untuk memenuhi kebutuhan bayi yang paling mendasar yaitu
kehangatan, air susu ibu, perlindungan dari infeksi, stimulasi, keselamatan dan
kasih sayang. Metode ini merupakan salah satu teknologi tepat guna yang
sederhana, murah dan sangat dianjurkan untuk perawatan BBLR. Metode kanguru
tidak hanya sekedar menggantikan peran inkubator, namun juga memberikan
berbagai keuntungan yang tidak dapat diberikan inkubator. Dibandingkan dengan
perawatan konvensional, PMK terbukti dapat menurunkan kejadian infeksi,
penyakit berat, masalah menyusui dan ketidakpuasan ibu serta meningkatkan hubungan
antara ibu dengan bayi.
B. Rumusan
Masalah
1. Apakah
yang dimaksud dengan Perawatan Metode Kanguru?
2. Apa
sajakah manfaat dari Perawatan Metode Kanguru?
3. Apa
saja tahap yang dilakukan dalam melaksanakan Pearawan Metode Kanguru?
4. Bagaimanakah
kriteria keberhasilan Perawatan Metode Kanguru?
C. Tujuan Penulisan
1.
Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana
perencanaan penyuluhan pendidikan kesehatan perawatan BBLR dengan metode kanguru.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian, prinsip, tujuan,
keuntungan, langkah-langkah, pelaksanaan Perawatan Metode Kanguru.
b. Mengetahui
pengertian Perawatan Metode Kanguru.
c. Mengetahui
manfaat dari Perawatan Metode Kanguru
b. Memahami
kriteria keberhasilan Perawatan Metode Kanguru.
D. Manfaat
Penulisan
1.
Mahasiswa dapat mengetahui pengertian
dari Perawatan Metode Kanguru
2.
Mahasiswa dapat melakukan asuhan
Perawatan Metode Kanguru
3.
Mahasiswa dapat memahami kriteria
keberhasilan Perawatan Metode Kanguru.
PEMBAHASAN
A.
Sejarah Perawatan Metode Kanguru
Metode ini pertama kali diperkenalkan
oleh Rey dan Martinez di Bogota, sebagai salah satu alternatif bagi perawatan
BBLR yang telah melewati masa krisis, tetapi masih memerlukan perawatan khusus
untuk pemberian makanan untuk pertumbuhannya. Dari penemuan tersebut akhirnya
diketahui bahwa cara “skin to skin contact” (kontak kulit bayi langsung kepada
ibu/pengganti ibu) dapat meningkatkan kelangsungan hidup BBLR.
Cara ini sebenarnya meniru binatang
berkantung kanguru yang lahirnya memang sangat imatur karena tidak memiliki
plasenta sehingga setelah lahir bayi kanguru disimpan di kantung perut ibunya
untuk mencegah kedinginan. Dengan demikian, terjadi aliran panas dari tubuh
induk kepada bayi kanguru sehingga bayi kanguru dapat tetap hidup terhindar
dari bahaya hipotermi. Karena salah satu penyebab kematian BBLR adalah masalah
pengaturan suhu, maka prinsip tersebut digunakan dalam masalah ini.
B. Pengertian
Perawatan Metode Kanguru
Kangaroo Mother Care (KMC) atau
Perawatan Metode Kanguru (PMK) merupakan perawatan untuk bayi berat lahir
rendah atau lahiran prematur dengan melakukan kontak langsung antara kulit bayi
dengan kulit ibu atau skin to skin contact, dimana ibu menggunakan suhu
tubuhnya untuk menghangatkan bayi. Metode perawatan ini juga terbukti
mempermudah pemberian ASI sehingga meningkatkan lama dan pemberian ASI.
Metode Kanguru adalah metode perawatan
dini dan terus menerus dengan sentuhan kulit ke kulit (Skin to skin contact)
antara ibu dan bayi prematur dan BBLR dalam posisi seperti kanguru (Hadi,
2005).
C. Prinsip
Perawatan Metode Kanguru
Menggantikan perawatan bayi baru lahir
dalam incubator dengan ibu bertindak seperti ibu kanguru yang mendekap bayinya
dengan tujuan mempertahankan suhu bayi stabil dan optimal (36.50C –
37.50C).
Berdasarkan
tipe pelaksanaannya, PMK dibedakan menjadi 2 (dua) tipe yaitu:
1. PMK sewaktu-waktu
(intermitten)
Tipe ini dilakukan apabila bayi masih
mendapat cairan atau obat-obatan intravena, bantuan khusus seperti oksigen atau
minum melalui oral gastric tube (OGT). Asuhan harus dilakukan selama lebih dari
1 (satu) jam untuk memberikan hasil yang optimal dan mengurangi stress pada
bayi.
2. PMK secara terus menerus (continue)
Tipe ini dilakukan pada bayi yang sudah
memenuhi kriteria dan tidak memerlukan bantuan khusus untuk bernafas. Tipe ini
dilakukan untuk meningkatkan berat badan bayi, meningkatkan kemampuan bayi
menyusu dan kemampuan ibu untuk merawat bayinya sampai kriteria pemulangan bayi
terpenuhi.
D. Manfaat
Perawatan Metode Kanguru
Untuk mempelajari manfaat dan penerapan
PMK sebaiknya diketahui tentang proses kehilangan panas pada bayi baru lahir.
Pada intinya ada 4 cara kehilangan panas pada bayi baru lahir yaitu:
1) Evaporasi,
merupakan proses kehilangan panas melalui proses penguapan dari kulit yang
basah.
2) Radiasi,
meliputi kehilangan panas melalui pemancaran panas dari tubuh bayi ke
lingkungan sekitar yang lebih dingin. Hal ini terjadi misalnya bayi yang baru
lahir segera diletakkan di ruang ber AC yang dingin maka suhu tubuh bayi akan
berkurang karena panasnya terpancar ke sekitarnya yang bersuhu lebih rendah.
3) Konduksi,
yaitu cara kehilangan panas melalui persinggungan dengan benda yang lebih
dingin misalnya ditimbang pada alat timbangan logam tanpa alas.
4) Konveksi,
yaitu kehilangan panas melalui aliran udara. Hal ini misalnya terjadi pada bayi
baru lahir diletakkan di dekat jendela atau pintu yang terbuka maka akan ada
aliran udara luar (yang mungkin lebih dingin) yang akan berpengaruh pada suhu
bayi atau bisa juga kehilangan panas secara konveksi apabila bayi dibiarkan
telanjang. Udara sekitar bayi lebih panas dari udara jauh dari bayi. Udara
panas lebih ringan dan naik ke atas digantikan oleh udara dingin sehingga
terjadi juga aliran udara yang mengambil suhu bayi.
Hukum
Boyle menyatakan bahwa kemampuan mempertahankan suhu serta kenaikan berat badan
pada BBLR yang dilakukan PMK menunjukkan hasil yang lebih baik. Oleh karena
itu, PMK sangat berguna dalam pencegahan hipotermia pada perawatan BBLR di
rumah.
Secara garis besar,
manfaat PMK adalah sebagai berikut:
1. Manfaat
PMK bagi bayi
a) Suhu
tubuh bayi, denyut jantung dan frekuensi pernapasan relatif terdapat dalam
batas normal.
b) BBLR
lebih cepat mencapai suhu yang 36,5° C terutama dalam waktu 1 jam pertama.
c) ASI
selalu tersedia dan mudah didapatkan sehingga memperkuat sistem imun bayi karena
meningkatnya produksi ASI.
d) Kontak
dengan ibu menyebabkan efek yang menenangkan sehingga menurunkan stres ditandai
dengan kadar kortisol yang rendah.
e) Meningkatkan
berat badan dengan lebih cepat.
f) Meningkatkan
ikatan bayi-ibu
g) Waktu
tidur menjadi lebih lama yang antara lain ditandai dengan jumlah waktu terbangun
yang lebih rendah.
h) Menurunkan
infeksi nosokomial, penyakit berat, atau infeksi saluran pernapasan bawah.
i)
Memperpendek masa rawat.
j)
Menurunkan risiko kematian dini pada
bayi.
k) Memperbaiki
pertumbuhan pada bayi prematur.
l)
Kelangsungan hidup pada bayi BBLR lebih
cepat membaik pada kelompok PMK daripada bayi dengan metode konvensional pada
12 jam pertama dan seterusnya.
2. Manfaat
PMK bagi Ibu
a) Mempermudah
pemberian ASI
b) Ibu
lebih percaya diri dalam merawat bayi
c) Hubungan
lekat bayi-ibu lebih baik, ibu sayang kepada bayinya.
d) Pengaruh
psikologis ketenangan bagi ibu dan keluarga (ibu lebih puas, kurang merasa
stres).
e) Peningkatan
produksi ASI, peningkatan lama menyusui dan kesuksesan dalam menyusui.
3. Manfaat
PMK bagi Ayah
a) Ayah
memainkan peranan yang lebih besar dalam perawatan bayinya.
b) Meningkatkan
hubungan antara ayah-bayinya, terutama berperan penting di negara dengan
tingkat kekerasan pada anak yang tinggi.
4. Manfaat
PMK bagi petugas kesehatan
Bagi petugas kesehatan paling sedikit akan
bermanfaat dari segi efisiensi tenaga karena ibu lebih banyak merawat bayinya
sendiri. Dengan demikian beban kerja petugas akan berkurang. Bahkan petugas
justru dapat melakukan tugas lain yang memerlukan perhatian petugas misalnya
pemeriksaan lain atau kegawatan pada bayi maupun memberikan dukungan kepada ibu
dalam menerapkan PMK.
5. Manfaat
PMK bagi institusi kesehatan
a) Lama
perawatan lebih pendek sehingga cepat pulang dari fasilitas kesehatan. Dengan
demikian, tempat tersebut dapat digunakan bagi klien lain yang memerlukan (turn
over meningkat).
b) Pengurangan
penggunaan fasilitas (listrik, inkubator, alat canggih lain) sehingga dapat
membantu efisiensi anggaran
E.
Keuntungan dan Kerugian Perawatan Metode Kanguru
Keuntungan dari metode
kanguru diantaranya:
1. Meningkatkan
hubungan emosi ibu dan anak
2. Menstabilkan
suhu tubuh (36,50 C-37,50C), denyut jantung (120-160x/menit), dan pernafasan
bayi (40-60x/menit)
3. Meningkatkan
pertumbuhan dan berat badan bayi dengan lebih baik
4. Mengurangi
stress pada ibu dan bayi
5. Memperbaiki
keadaan emosi ibu dan bayi
6. Meningkatkan
produksi ASI
7. Menurunkan
resiko terinfeksi selama perawatan di rumah sakit
8. Mempersingkat
masa rawat di rumah sakit.
Adapun salah satu kerugian dari asuhan
metode kanguru yaitu, waktu ibu cenderung lebih banyak digunakan untuk metode
ini, sehingga tidak dapat melakukan aktivitas lain yang lebih berat (sangat
aktif).
F. Kriteria Bayi untuk Perawatan Metode Kanguru
Adapun kriteria bayi untuk
metode kanguru menurut Suriviana adalah:
1. Bayi
dengan berat badan ≤ 2000 gram.
2. Tidak
ada kelainan atau penyakit yang menyertai.
3. Refleks
dan koordinasi isap dan menelan yang baik.
4. Perkembangan
selama di inkubator (rumah sakit) baik.
G.
Fasilitas dan peralatan yang diperlukan dalam PMK
Berikut ini adalah beberapa fasilitas
dan peralatan yang diperlukan untuk melakukan PMK
a) Bangsal
dengan dua atau empat tempat tidur dengan ukuran yang sesuai bagi ibu untuk
tinggal seharian dengan si bayi. Di bangsal ini para ibu dapat berbagi
pengalaman, memperoleh dukungan serta kerjasama, dan pada saat yang bersamaan
si ibu dan bayinya dapat menerima kunjungan pribadi tanpa mengganggu yang lain.
Kamar tersebut harus dipertahankan kehangatannya untuk si bayi (24-26°C).
b) Kamar
mandi dengan fasilitas air bersih, sabun, dan handuk serta wastafel untuk
tempat cuci tangan.
c) Ruangan
lain yang berukuran lebih kecil yang dapat digunakan para petugas untuk
konseling dengan ibu. Ruangan ini dapat juga dipergunakan untuk melakukan evaluasi
keadaan si bayi.
d) Support
Binder (Ikatan/pembalut penahan bayi agar dapat terus berada di posisi PMK).
Alat ini adalah satu-satunya alat khusus yang digunakan untuk PMK. Alat ini
membantu para ibu untuk menahan bayinya agar dengan aman terus berada dekat
dengan dada ibu. Untuk memulainya, gunakan secarik bahan kain yang halus,
kira-kira sekitar satu meter, lipatlah secara diagonal, lalu buatlah simpul
pengaman, atau dapat juga dikaitkan ke ketiak ibu. Selanjutnya, baju kanguru
dari pilihan ibu dapat menggantikan kain ini. Semua ini untuk memungkinkan para
ibu dapat menggunakan dengan bebas tangan mereka dan agar mereka dapat bergerak
dengan bebas selama melakukan kontak kulit langsung ibu dengan bayi. Namun
demikian, pemakaian baju kanguru ini sebaiknya disesuaikan dengan kondisi
budaya setempat.
e) Pakaian
Bayi Jika bayi menerima PMK secara terus-menerus, bayi tersebut cukup
dipakaikan popok atau diapers sampai dibawah pusat. Pada saat bayi tidak dalam
posisi kanguru, bayi dapat ditempatkan di tempat tidur yang hangat dan diberi
selimut. Jika suhu ruangannya adalah 24-26°C, bayi pada posisi kanguru hanya
memakai popok, topi yang hangat, dan kaus kaki. Namun, jika suhu turun di bawah
22°C, bayi tersebut harus memakai baju tanpa lengan yang terbuat dari kain katun
yang terbuka bagian depannya sehingga memungkinkan tetap terjadinya kontak
kulit dengan dada dan perut ibu. Ibu kemudian mengenakan bajunya yang biasa
untuk menghangatkan dirinya dan si bayi.
f) Peralatan
dan keperluan lain:
1) Sebuah
termometer yang dapat membaca suhu rendah (low reading thermometer) yang cocok
digunakan untuk mengukur suhu badan di bawah 35°C.
2) Timbangan.
Idealnya menggunakan timbangan neonatus dengan interval 10 gram.
3) Peralatan
resusitasi dasar dan oksigen, jika mungkin harus tersedia disetiap ruangan BBLR
dirawat.
4) Obat-obatan
untuk mencegah dan mengobati berbagai masalah BBLR boleh ditambahkan sesuai
petunjuk pelaksanaan lokal. Obat-obatan khusus kadang diperlukan tetapi tidak
dianjurkan.
5) Alat
pengukur panjang badan dan alat pengukur lingkar kepala.
H. Tahapan yang Dilakukan Selama Perawatan Metode
Kanguru yaitu:
1. Posisi kanguru
a.
Bayi diletakkan diantara payudara ibu
dalam posisi tegak dengan dada bayi menempel pada dada ibu.
b.
Kepala bayi dipalingkan ke sisi kanan
atau kiri, dengan posisi sedikit tengadah.
c.
Kedua tungkai bayi ditekuk sedikit
seperti posisi kodok.
d.
Dalam posisi berdiri tubuh ibu dan bayi
diikat dengan kain selendang atau kemben berbahan elastis untuk menahan badan
bayi agar tidak jatuh.
e.
Pastikan bahwa kain melekat erat dibagian
dada dan bukan dibagian perut, jangan mengikat terlalu keras dibagian perut
bayi tapi harus disekitar epigastrium ibu. Dengan cara ini bayi leluasa
bernafas dengan perut dan nafas ibu akan menstimulasi bayinya.
f.
Selanjutnya bayi hanya mengenakan popok,
topi hangat, dan kaus kaki. Tetapi apabila suhu sedang dingin, boleh dipakaikan
baju tanpa lengan berbahan katun yang dibuka di bagian depannya, agar dada bayi
tetap dapat menempel (kulit ke kulit) pada dada ibu.
g.
Ibu dapat bebas bergerak,seperti duduk, berjalan,
berdiri, makan, dan lain-lain.
h.
Pada waktu tidur, perawatan metode
kanguru dapat dilakukan dengan cara posisi ibu setengah duduk atau dengan jalan
meletakkan beberapa bantal di belakang punggung ibu.
2. Pemantauan kondisi bayi
a. Suhu
Bayi yang cukup minum dan dalam kondisi kontak
kulit dengan kulit, dapat dengan mudah mempertahankan suhu tubuh normalnya
yaitu antara 36,50C-370C saat berada dalam posisi kanguru.
Saat posisi ini dimulai ukur suhu aksila setiap 6 jam hingga stabil selam 3
hari berturut-turut setelahnya pengukuran dilakukan hanya 2 kali sehari.
b. Pernafasan
Frekuensi pernafasan normal BBLR atau
kurang bulan berkisar antara 30-60 kali permenit, dan nafas akan bergiliran
dengan interval tidak bernafas (apnea). Jika interval terlalu lama (20 detik
atau lebih) dan bibir serta muka bayi menjadi biru, sianosis dan nadinya
rendah, bradikardia,atau risiko kerusakan otak. Penelitian menunjukan bahwa
kontak kulit dengan kulit dapat membuat pernafasan lebih teratur pada bayi
kurang bulan dan bisa menurunkan insidensi apnea.
c. Tanda
bahaya
Keadaan
penyakit serius pada bayi kecil biasanya samar dan terabaikan dengan mudah
hingga penyakit menjadi lebih berat dan sulit diatasi. Penting bagi ibu untuk
mengenali tanda-tanda tersebut dan memeberikan perawatan yang diperlukan. Tanda
bahaya yang perlu diwaspadai diantaranya:
a) Sulit
bernafas, retraksi, merintih
b) Bernafas
sangat lambat atau sangat perlahan
c) Apnea
yang sering dan lama
d) Bayi
teraba dingin, suhu tubuhnya dibawah normal meskipun dijaga kesehatannya.
e) Sulit
minum: bayi tidak bangun untuk minum, berhenti minum atau muntah
f) Kejang
g) Diare
h) Kulit
menjadi kuning
d.
Menyusui
Posisi
Perawatan Metode Kanguru ideal untuk menyusui bayi, langkah-langkahnya
diantaranya:
a) Ajari
ibu cara menyusui dan perlekatan yang benar.
b) Bila
ibu cemas tentang pemberian minum pada bayi, dorong ibu agar mampu
melakukannya.
c) Bila
ibu tidak dapat menyusui, berilah ASI peras dengan menggunakan salah satu
alternatif cara pemberian minum.
d) Pantau
dan nilai jumlah ASI yang diberikan setiap hari. Bila ibu menyusui catat waktu
ibu menyusui bayinya.
e.
Pertumbuhan
Penimbangan
lebih sering akan mengganggu bayi dan menyebabkan kecemasan pada ibu. Saat bayi
mulai bertambah berat timbang setiap dua hari sekali selama satu minggu dan
kemudian sekali seminggu hingga bayi cukup bulan. Menimbang bayi dengan cara,
misalnya telanjang, timbangan yang telah dikalibrasi, letakkan handuk bersih
dan hangat pada timbangan untuk menghindari bayi dingin.
f.
Penjelasan kepada ibu
a) Jelaskan
pada ibu mengenai pola pernafasan dan warna bayi normal serta kemungkinan
variasinya yang masih dianggap normal. Mintalah pada ibu waspada terhadap tanda
yang tidak biasanya ditemui atau tidak
normal.
b) Jelaskan
juga bahwa Perawatan Metode Kanguru penting agar pernafasan bayi baik dan
mengurangi resiko terjadinya apnoe, dibanding bayi yang diletakkan di box.
c) Ajari
ibu cara menstimulasi bayi (mengelus dada atau punggung, atau menyentil kaki
bayi) bila bayi tampak biru di daerah lidah, bibir atau sekitar mulut atau
pernafasan berhenti lama.
d) Bila
suhu normal selama 3 hari berturut-turut, ukur suhu setiap 12 jam selama 2 hari
kemudian hentikan pengukuran.
I. Kriteria keberhasilan Perawatan Metode
Kanguru adalah:
1. Suhu tubuh bayi
stabil dan optimal (36,50C -37,50C)
2. Kenaikan berat badan
stabil
3. Produksi ASI adekuat
4. Bayi tumbuh dan
berkembang optimal
5. Bayi dapat menetek
kuat
J.
Penghentian Perawatan Metode Kanguru.
Metode ini dijalankan sampai berat badan bayi 2500
gram atau mendekati 40 minggu, atau sampai
kurang nyaman dengan Perawatan Metode Kanguru, misalnya:
1. Sering
bergerak
2. Gerakan
ekstremitas berlebihan
3. Bila
akan dilakukan KMC bayi menangis.
Bila bayi
sudah kurang nyaman dengan Perawatan Metode Kanguru, anjurkan ibu untuk
menyapih bayi dari Perawatan Metode Kanguru, dan dapat melakukan kontak kulit
lagi pada waktu bayi sehabis mandi, waktu malam yang dingin, atau kapan saja
dia menginginkan.
Bayi juga
diberhentikan pada asuhan metode kangguru yaitu jika memenuhi kriteria berikut
ini:
a) Kesehatan
umum bayi baik dan tidak ada penyakit seperti apnea dan infeksi
b) Bayi
minum dengan baik dan mendapatkan ASI ekslusif
c) Berat
badan bayi naik (sedikitnya 15 g/kg/per hari paling sering dalam 3 hari
berturut-turut)
d) Suhu
bayi stabil saat dalam posisi kangguru (selama 3 hari berturut-turut)
K. Waktu
Pelaksanaan Metode Kanguru
Pelaksanaan Metode
Kanguru dapat dilakukan pada waktu:
a) Segera
setelah lahir
b) Sangat
awal, setelah 10-15 menit
c) Awal,
setelah umur 24 jam
d) Menengah,
setelah 7 hari perawatan
e) Lambat,
setelah bayi bernafas sendiri tanpa O2
f) Setelah
keluar dari perawatan incubator
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Metode kanguru merupakan salah satu
teknologi tepat guna yang sederhana, murah dan dapat digunakan ketika fasilitas
untuk perawatan BBLR sangat terbatas. Metode kanguru ternyata tidak hanya
sekedar menggantikan inkubator, namun juga memberi berbagai keuntungan yang
tidak bisa diberikan oleh incubator. Keuntungan menggunakan metode kanguru
antara lain meningkatnya hubungan ibu-bayi, stabilisasi suhu tubuh bayi,
stabilisasi laju denyut jantung dan pernapasan, pertumbuhan dan peningkatan
berat badan yang lebih baik, mengurangi stres baik pada ibu maupun bayi,
memperbaiki keadaan emosi ibu dan bayi, meningkatkan produksi ASI, menurunkan
kejadian infeksi, dan mempersingkat masa rawat di rumah sakit.
Metode kanguru mampu memenuhi kebutuhan
asasi bayi berat lahir rendah dengan menyediakan situasi dan kondisi yang mirip
dengan rahim sehingga memberi peluang bagi BBLR untuk beradaptasi dengan baik
di dunia luar. Diperlukan upaya yang lebih strategis untuk mempopulerkan metode
yang sangat bermanfaat ini.
B. Saran
Diharapakan makalah ini dapat menambah
wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca tentang Perawatan Metode Kanguru.
Diharapkan pula bagi semua tenaga kesehatan harus memiliki pelatihan dasar
tentang pemberian ASI dan pelatihan yang memadai di semua aspek Perawatan
Metode Kanguru.